OTORITAS & OTORITER

Status Prof. Fahmi Amhar tgl 2 Januari 2014

OTORITAS & OTORITER

Seorang pimpinan memang punya otoritas (wewenang) untuk mengangkat atau memberhentikan para pembantunya, kapanpun, bahkan boleh tanpa memberi alasan. Namun kalau dia musyawarah dulu, alasannya rasional, maka dia tidak akan dicap otoriter (sewenang-wenang).

Seorang imam sholat punya otoritas (wewenang) untuk membaca surat apa saja yang disukainya setelah Al-Fatihah di rokaat 1 & 2, tanpa harus bertanya pada jama’ahnya. Namun kalau dia peduli pada kondisi jama’ahnya, maka dia tidak akan dicap otoriter (sewenang-wenang).

Demikian juga, seorang suami dalam ajaran Islam memang punya otoritas (wewenang) untuk menikah yang ke-2,3,4 (polyginy) tanpa minta ijin istri pertama. Namun kalau dia mempersiapkan dulu istri dan anak-anaknya pada “sesuatu perubahan” (paling tidak alokasi waktunya akan berubah), alasannya masuk akal, calonnya masuk akal, maka dia tidak akan akan dicap otoriter (sewenang-wenang).

Sesungguhnya Rasul pernah berdo’a, “Ya Allah, permudahlah urusan hambaMu yang mempermudah urusan orang yang dalam wewenangnya, dan persulitlah urusan hambaMu yang mempersulit urusan orang yang dalam wewenangnya”.

Biografi 14 Juni : Che Guevara

Ernesto Guevara Lynch de La Serna (lahir di Rosario, Argentina, 14 Juni 1928 – meninggal di Bolivia, 9 Oktober 1967 pada umur 39 tahun) adalah pejuang revolusi Marxis Argentina dan seorang pemimpin gerilya Kuba.

Guevara dilahirkan di Rosario, Argentina, dari keluarga berdarah campuran Irlandia, Basque dan Spanyol. Tanggal lahir yang ditulis pada akta kelahirannya yakni 14 Juni 1928, namun yang sebenarnya adalah 14 Mei 1928. Continue reading